Hai orang - orang yang beriman, penuhilah (responlah) seruan ALLAH dan seruan Rasul apabila Rosul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ALLAH membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan (QS Al-Anfal aayat 24 ).
Setiap manusia pasti selalu menginginkan kehidupan yang baik, apakah itu kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat, ini dapat dilihat dari permintaan yang selalu kita ucapkan dalam doa
- Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina azabannar -.
Tetapi tentunya untuk meraih kebahagian hidup di dunia dan akhirat bukanlah tanpa usaha, ada syarat - syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat memperoleh keduanya.
Dalam surat Al Anfal ayat 24 ALLAH memberikan salah satu jalan agar kebahagian yang ingin kita raih dapat terwujud. Dalam ayat tersebut ALLAH menyeru orang beriman agar dapat menjadi manusia yang responsif ( selalu dapat merespon ) setiap kali ALLAH dan Rasulnya memanggil. Panggilan ALLAH dan RAsulnya tentu dapat dipahami sebagai ketentuan - ketentuan yang ALLAH perintahkan melalui Rasulnya.
Bagaiman sikap responsif yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk ke dalam manusia yang tergolong sebagai manusia yang selalu peka dalam memenuhi setiap panggilan ALLAH dan Rasulnya ?
Paling tidak ada tiga ciri yang mungkin bisa kita jadikan sebagai acuan bahwa kita termasuk manusia yang responsif terhadap panggilan ALLAH dan Rasulnya, yaitu :
1. Mampu menjawab berbagai tantangan
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda
Siapakah diantara kalian yang bepuasa hari ini ?
Abu Bakar menjawab saya
Rasulullah bertanya lagi,
Siapakah diantara kalian yang mengiringi jenazah hari ini ?
Abu Bakar menjawab saya
Siapakah yang memberi makan fakir miskin pada hari ini ?, tanya Rasulullah pula
Saya jawab Abu Bakar
Kemudian Rasulullah bersabda Tidaklah terkumpul perkara tersebut pada seorang hamba kecuali masuk surga ( HR Muslim )
Ketika Rasulullah mengajukan pertanyaan pertama Abu bakar ternyata mampu untuk menjawabnya, begitu pula ketika pertanyaan kedua dan ketiga diajukan. Dari sini dapat dilhat ternyata Abu bakar mampu menunjukkan bahwa Ia bisa menjadi orang yang sangat responsif dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan Nabi.
Pelajaran terpenting yang bisa kita ambil adalah bahwa seorang muslim yang responsif adalah muslim yang mampu menjawab berbagai macam tantangan yang ada, dari contoh Abu bakar terlihat bahwa Abu bakar mampu menunjukkan dirinya sebagai orang yang mampu menunjukkan dirinya sebagai orang yang mampu untuk menjawab semua permasalahan yang ada.
Permasalahan yang ada dalam diri umat islam memang tidak sedikit, baik yang berkenaan dengan masalah internal umat islam itu sendiri atau masalah - masalah yang eksternal yang berkenaan dengan umat di luar umat islam. Tetapi justru disinilah umat islam diuji, apakah kita sebagai umat mampu merespon/peka terhadap semua permasalahan yang ada dan kemudian secara berjamaah mampu untuk keluar dari semua masalah yang ada.
2. Menjadi yang terdepan dalam menjawab tantangan
Dalam sebuah hadis rosul menyebutkan bahwa beliau ditunjukkan sekelompok manusia yang bersama mereka ada 70.000 manusia yang akan masuk surga tanpa di hisab dan di azab. Ketika mendengar sabda rosul tersebut para sahabat kemudian memperbincangkan hal tersebut. Kemudian ketika rasulullah keluar untuk menemui para sahabat, Ukasyah bin Mihsan berdiri dan berkata : berdoalah kepada Allah semoga aku termasuk dari kalangan mereka. Rasulullah bersabda kamu termasuk dalam golongan mereka. Kemudian berdiri seorang lelaki lain lalu berkata : Berdoalah kepada Allah semoga aku termasuk golongan mereka, Rasulullah bersabda Ukasyah telah mendahului kamu supaya digolongkan dari kalangan mereka yang memasuki surga tanpa hisab.
Hadis di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa jika kita ingin menjadi manusia yang peka terhadap panggilan Allah dan rasulnya maka kita harus selalu menunjukkan diri menjadi yang terdepan, apakah itu menyangkut masalah ibadah ataupun yang berkenaan dengan masalah sosial yang ada di masyarakat. Umat yang peka adalah umat yang selalu menjadi motor penggerak bagi orang lain, Ia selalu menjadi contoh/suri tauladan pihak lain dalam hal kebaikan.
3. Mencari informasi berbagai tantangan yang ada
Dalam surat AN-Naml dikisahkan suatu ketika nabi Sulaiman sedang melakukan pertemuan dengan semua pasukannya, dam ketika ia mendapati burung Hud - hud ternyata tidak hadir ia berjanji akan mengazabnya kecuali jika burung tersebut datang dengan alasan yang jelas. Tidak lama kemudian burung Hud-hud datang dengan membawa berita bahwa ia melihat sebuah kerajaan besar bernama sabaa yang dipimpin oleh seorang wanita, akan tetapi ia mendapati bahwa ratu dan kaumnya menyembah matahari.
Dari kisah di atas dapat di ambil suatu pelajaran bahwa burung Hud-hud ternyata mempunyai kepekaan terhadap informasi yang penting, ia mendapati kenyataan bahwa masih ada negri yang melakukan kemusyrikan. Informasi penting ini kemudian oleh nabi Sulaiman dijadikan sebagai bahan untuk melakukan ekspedisi ketauhidan ke negri sabaa.
Kemampuan mencari informasi adalah sesuatu yang sangat penting, ini dikarenakan opini publik banyak dikendalikan oleh kemampuan kita mengolah informasi. Jangan sampai kemudian karena kekurangan kita dalam menggarap informasi, nilai - nilai kebenaran yang selama ini diperjuangkan justru dianggap sebagai sesuatu yang bernilai salah karena pihak lain lebih pandai mengemas informasi yang harus disajikan daripada kita.
Hal kedua yang terpenting menjadikan penelusuran informasi menjadi penting adalah menghindari keburukan atau kebatilan yang terjadi di suatu wilayah yang sulit terjangkau oleh informasi. Sedapat mungkin keburukan atau kebatilan tersebut dicegah atau paling tidak diminimalisir. Inilah kemudian yang menjadi alasan mengapa nabi Sulaiman kemudian membatalkan azabnya kepada burung Hud-hud, sebab informasi yang diberikan mampu membuat nilai kemusyrikan di negri sabaa tidak berkembang lebih jauh.